Monday, June 9, 2008

BARAT BERSIAP-SIAP MENGHADAPI KEMBALINYA KHILAFAH

BARAT BERSIAP-SIAP MENGHADAPI KEMBALINYA KHILAFAH

Kembalinya Khilafah (Negara Islam yang menyatukan seluruh negeri-negeri muslim) telah menjadi fokus perhatian pemerintahan AS dan Inggeris. Sebelum ini, PM Tony Blair, sebagaimana Rumsfeld dan Jenderal Myers dari AS memperingatkan tentang gerakan Islam yang akan mengganti pemerintahan yang berkuasa saat ini di negeri-negeri Islam.

Ucapan Bush pada 6 Oktober 2005, menyatakan perkara yang sama: "Kaum militan percaya bahwa dengan menguasai satu negara akan menggerakan umat Islam dan sanggup menggulingkan pemerintahan moderat di Timur Tengah dan menegakkan kembali imperium Islam radikal yang akan menyebar dari Spanyol hingga Indonesia"

Barat melihat Negara Khilafah sebagai raksasa tidur yang menguasai dunia selama ratusan tahun. Barat juga telah pernah terjun dalam pengelutan dengan raksasa tidur ini dalam waktu yang lama, yang akhirnya berhasil mereka kalahkan dengan kehancuran Khilfah Islam pada 1924. Negara Islam Khilafah berhadapan melawan negara-negara Eropah dalam waktu yang panjang, pertempuran dalam Perang Salib, penaklukan Konstantinopel - salah satu ibukota terpenting kerajaan Kristen saat itu - oleh Khilafah Usmaniyah yang memimpin umat Islam, dan tentera Khilafah bahkan bisa menjangkau gerbang Vienna.

Setelah itu Eropah berhasil menghentikan usaha memperluaskan Negara Khilafah saat itu. Satu hal yang jelas terlihat adalah perlakuan menjijikkan dari Barat ketika itu terhadap kaum muslim selama penaklukan mereka, saat mereka membantai seluruh penduduk Al Quds (Palestin) dan Al Andalus (Sepanyol) ketika memasuki daerah tersebut. Hal ini jelas berbeza dengan kemurahan hati dan kebaikan yang ditunjukkan oleh umat Islam ketika merebut kembali Al Quds dan penaklukkan Konstantinopel.

Hal ini didasarkan pada kesaksian sejarawan Barat sendiri. Barat terus menerus berusaha mencari jalan untuk mendistorsi (menyimpangkan) citra Khilafah dan umat Islam sepanjang sejarah. Ilmuwan Perancis, Count Henri DiCastri, mengatakan dalam bukunya: "Saya tidak tahu apa yang akan dikatakan oleh umat Islam jika mereka tahu sejarah Abad Pertengahan, dan mengerti isi syair-syair dari penggubah lagu-lagu gereja. Seluruh lagu-lagu kami, yang ditulis hingga abad ke-12 , menghasilkan satu-satu pemikiran: semuanya berisi kebencian terhadap umat Islam" Semua lagu-lagu ini - akibatnya - memperkuat gambaran yang salah tentang Islam dalam pemikiran masyarakat. Banyak syair yang menggambarkan kaum muslim sebagai penyembah yang dungu, musyrik, kafir, murtad.

Hal ini tercermin dari pernyataan Lord Allenby ketika memasuki Al Quds dalam tahun 1917 di mana beliau berkata: "Sekarang Perang Salib telah berakhir." Setelah perang dunia Pertama, Eropah kembali menjajah negeri Islam dan menghancurkan Khilafah Othmaniyah. Mereka mengaku telah datang menyelamatkan bangsa Arab. Sama halnya ketika ini disaat Amerika Syarikat datang menjajah Iraq dan mengaku telah menyelamatkan Iraq dari Saddam Hussein. Cara yang sama seperti dilakukan oleh AS di Iraq, juga telah dilakukan oleh negara Barat lainnya seperti Inggeris, Perancis yang melakukan kejahatan yang hina di negeri-negeri Islam.

Dengan penjajahan ini, Barat memerintahkan agen-agen mereka (penguasa-pengusa boneka di negeri Islam) untuk menyesatkan kurikulum pendidikan. Dirancanglah kurikulum yang memuliakan Barat, disamping mereka merendah-rendahkan sejarah umat Islam sendiri.

Di sekolah-sekolah - seperti yang disaksikan ketika ini - pelajar-pelajar Islam lebih hafal tentang sejarah Eropah daripada sejarah Islam itu sendiri. Mereka boleh menghafal secara terperinci pertempuran Otto Von Bismarck's. Sebaliknya, mereka hampir tidak lagi mengetahui sejarah agung Jihad yang dilakukan oleh Salahuddin al-Ayyubi, Al-Thaahir Beebars, atau Muhammad al-Fatih.Pengajaran sejarah yang menyimpang ini telah membuat sebagian kaum muslim melihat Khilafah Othmaniyah sebagai negara penjajah, sembari mengabaikan fakta bahwa negara ini telah mengatur urusan mereka dan melindungi mereka.

Bahkan dalam keadaan terburuk dan kritikal Khilafah Islam pun, kebaikan Khilafah tidak boleh dicapai oleh umat Islam ketika ini yang benar-benar berada dalam keadaan yang hina. Kita boleh bandingkan bagaimana ketika Sultan Abdul Hamid II melindungi Palestin, meskipun ketika itu Khilafah berada dalam keadaan yang lemah. Sedangkan ketika ini penguasa-penguasa muslim telah memberikan jalan kepada Israel untuk tetap menguasai Palestin. Yang bererti, telah memberikan jalan kepada Israel untuk membunuh umat Islam Palestin.

Ada pertanyaan mendasar yang perlu kita tanyakan kepada pihak yang sering menuduh Khilafah sebagai system diktator. Kenapa system Khilfah bisa bertahan selama lebih dari 1300 tahun diterima oleh masyarakat baik muslim ataupun bukan muslim? Dan kenapa pula, meskipun Khilafah telah runtuh, masih banyak orang yang memeluk Islam yang diterapkan oleh system Khilafah tersebut.

Dan bandingkan pula dengan keadaan sekarang, apakah tanpa Khilafah keadaan umat Islam lebih baik jika dibandingkan dengan saat umat Islam dibawah naungan Khilafah? Untuk menjawab pertanyaan ini, tentu saja kita memerlukan kejujuran hati dan kejernihan akal fikiran. Untuk itu adalah penting bagi umat Islam untuk belajar sejarah mereka sendiri, dibanding belajar sejarah kita dari musuh-musuh kita.

Kenyataan Bush adalah sebahagian kecil dari lanjutan rancangan salibiyyah untuk mendistorsikan citra Islam sekaligus dipakai sebagai alat legitimasi untuk memerangi umat Islam. Semoga kegelisahan Barat ketika ini tentang kembalinya Khilafah Islam, membawa petunjuk bahawa fajar kemenangan Islam semakin dekat. Sama seperti ketika orang-orang kafir di Makkah dan Madinah menjadikan Rasulullah SAW dengan risalah yang dibawanya sebagai bahan pembicaraan utama, karena kekhawatiran mereka akan kebenaran Islam.Tak lama setelah itu Allah SWT memberikan kemenangan kepada kaum muslim, Insya Allah

(Copyright from melayuhot.blogspot.com)

0 Orang Bercakap: